There is no commentSelect some text and then click Comment, or simply add a comment to this page from below to start a discussion.
Bab 1. Himpunan
Daftar Isi
1.1 Himpunan
1.2 Operasi pada Himpunan
1.3 Hukum-hukum Operasi Himpunan
1.4 Prinsip Inklusi-Ekslusi
1.1. Himpunan
DEFINISI 1.1 Himpunan adalah suatu kumpulan/koleksi dari objek–objek berbeda. Objek dalam himpunan disebut elemen, entri, atau anggota.
Semua mahasiswa yang terdaftar di sebuah kelas adalah contoh sebuah himpunan. Himpunan umumnya dinyatakan dengan huruf besar seperti , , , dan sebagainya. Sedangkan anggota-anggota himpunan dinyatakan dengan huruf kecil seperti , , , dan sebagainya.
Menuliskan Himpunan
Himpunan dapat dituliskan dalam dua cara:
Bentuk Enumerasi.
Bentuk Notasi Pembentuk Himpunan (Set-Builder Notation Form).
A. Bentuk Enumerasi
Cara yang paling umum untuk menuliskan himpunan adalah dengan bentuk enumerasi. Pada bentuk enumerasi elemen-elemen himpunan didaftarkan secara rinci. Kita menuliskan semua elemen himpunan dalam tanda kurung kurawal dan memisahkan penulisan setiap elemennya dengan tanda koma.
Contoh 1.1.1
Himpunan dari semua bilangan asli antara 1 dan 5 dapat dituliskan dalam bentuk enumerasi seperti berikut:
.
Himpunan dari semua huruf vokal dalam alfabet dapat dituliskan dalam bentuk enumerasi seperti berikut:
.
Himpunan dari bilangan ganjil positif kurang dari 10 dapat dituliskan dalam bentuk enumerasi seperti berikut:
.
Ketika terlalu banyak elemen dalam sebuah himpunan untuk dituliskan, kita dapat menggunakan elipses () untuk pola yang sudah terlihat.
Contoh 1.1.2
Himpunan adalah himpunan semua bilangan asli dapat dituliskan seperti berikut:
.
Himpunan adalah himpunan semua bilangan genap positif lebih kecil atau sama demgan 100 dapat dituliskan seperti berikut:
.
Himpunan dari bilangan bulat positif kurang dari 100 dapat dituliskan seperti berikut:
.
B. Bentuk Notasi Pembentuk Himpunan
Cara lain untuk menuliskan himpunan adalah dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan (set-builder notation). Bentuk umum dari notasi pembentuk himpunan adalah sebagai berikut:
Tanda bar vertikal ( ) dibaca sebagai "sedemikian sehingga".
Contoh 1.1.3 Berikut adalah contoh-contoh lain penulisan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan:
adalah himpunan bilangan bulat positif yang kurang dari 5. Himpunan dapat dituliskan dapat dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan seperti berikut: Notasi di atas dibaca "Himpunan adalah himpunan dengan elemen semua nilai sedemikian sehingga adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5".
adalah himpunan bilangan asli yang lebih dari 3 dan kurang dari atau sama dengan 15. Himpunan dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan seperti berikut:
Keanggotaan Himpunan
Untuk menyatakan keanggotaan himpunan kita menggunakan simbol . Jika adalah anggota himpunan , maka kita menuliskan . Jika bukan anggota dari himpunan , maka kita menuliskan .
Contoh 1.1.4 Misal maka: , , , , .
Himpunan juga dapat mempunyai anggota-anggota yang merupakan himpunan juga.
Contoh 1.1.5 Himpunan memiliki anggota-anggota: , , , .
Namun bukanlah anggota himpunan , yang dalam notasi dapat dituliskan dengan .
Notasi Himpunan-himpunan Khusus
Terdapat sejumlah himpunan-himpunan khusus yang sering digunakan dalam penjabaran matematika. Himpunan-himpunan khusus ini dinotasikan dengan simbol-simbol khusus. Beberapa diantaranya:
adalah notasi untuk himpunan bilangan bulat yaitu .
adalah notasi untuk himpunan bilangan asli (natural) yaitu .
adalah notasi untuk himpunan bilangan riil.
adalah notasi untuk himpunan bilangan rasional yaitu .
adalah notasi untuk himpunan bilangan kompleks.
Menggunakan notasi-notasi himpunan khusus ini penulisan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan dapat disederhanakan.
Contoh 1.1.6
adalah himpunan bilangan bulat positif yang kurang dari 5. Himpunan dapat dituliskan menjadi seperti berikut:
adalah himpunan bilangan asli yang lebih dari 3 dan kurang dari atau sama dengan 15. Himpunan dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan seperti berikut:
Diagram Venn
Diagram Venn adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan himpunan. Dalam diagram Venn, himpunan semesta, yang berisi semua objek-objek yang menjadi perhatian, digambarkan sebagai persegi panjang. Di dalam persegi panjang ini, himpunan digambarkan sebagai daerah oval atau lingkaran dan anggota-anggotanya digambarkan dengan sebuah noktah (titik) yang diberi label.
Gambar 1.1 berikut adalah contoh dari diagram Venn dari himpunan semua huruf vokal dengan himpunan semesta yang merupakan himpunan dari semua 26 huruf dalam alfabet.
Gambar 1.1. Diagram Venn dari Himpunan Huruf Vokal V.
Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan adalah banyaknya anggota dari himpunan tersebut.
DEFINISI 1.2 Misal adalah sebuah himpunan. Kardinalitas dari himpunan adalah banyaknya elemen dari . Kardinalitas dari dinotasikan dengan atau .
Contoh 1.1.7 Berikut adalah contoh-contoh kardinalitas dari himpunan.
Misalkan, , maka .
Misalkan adalah himpunan dari huruf-huruf alfabet. Maka, .
Misalkan adalah himpunan bilangan ganjil positif kurang dari 10. Maka, .
Dua himpunan dan dikatakan ekuivalen, dinotasikan dengan , jika kardinalitas sama dengan kardinalitas , yaitu atau . Dua himpunan yang sama sudah pasti ekuivalen, tetapi himpunan yang ekuivalen tidak haruslah himpunan yang sama.
Contoh 1.1.8 Misalkan dan . Karena , maka .
Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan kosong dinyatakan dengan simbol atau . Kardinalitas dari himpunan kosong adalah nol, yaitu . Perlu diperhatikan bahwa himpunan bukanlah himpunan kosong, melainkan sebuah himpunan yang mempunyai satu anggota yaitu bilangan nol.
Contoh 1.1.9 Berikut adalah contoh-contoh himpunan kosong:
. Karena tidak ada yang memenuhi make .
. Karena tidak ada orang Indonesia yang pernah ke bulan, maka .
. Karena hanya yang memenuhi hanya atau dan keduanya tidak genap maka .
Himpunan Bagian (Subset)
DEFINISI 1.3 Himpunan disebut sebagai himpunan bagian (subset) dari himpunan jika setiap elemen dari merupakan elemen dari . himpunan bagian dari dinotasikan dengan .
Gambar 1.2 berikut mengilustrasikan diagram Venn dari himpunan yang merupakan himpunan bagian dari himpunan atau .
Gambar 1.2. Diagram Venn A ⊆ B.
Untuk menotasikan suatu himpunan bukan himpunan bagian dari suatu himpunan lain kita menggunakan simbol . Sebagai contoh jika bukan himpunan bagian dari , maka kita menotasikannya dengan .
Contoh 1.1.10 Berikut adalah contoh-contoh himpunan yang merupakan himpunan bagian dari himpunan lain dan himpunan yang bukan merupakan himpunan bagian dari himpunan lain:
Misalkan dan . Karena semua anggota terdapat dalam , maka . Sebaliknya , karena dan tetapi dan .
Misalkan dan . Karena semua bilangan genap adalah bilangan bulat juga, maka . Sebaliknya, .
Misalkan dan . Karena semua anggota terdapat dalam maka dan karena semua anggota juga terdapat dalam , maka
Misalkan dan . Karena tidak semua anggota himpunan adalah anggota himpunan dari , maka . Begitu juga sebaliknya, karena tidak semua anggota himpunan adalah anggota dari himpunan , maka .
Dari definisi himpunan bagian, kita dapat mendefinisikan kesamaan dua himpunan.
DEFINISI 1.4 Dua himpunan dan disebut sebagai himpunan yang sama, dinotasikan dengan , jika dan hanya jika, dan .
Contoh 1.1.11
Misal dan . Karena dan , maka .
Misal dan . Karena dan maka .
Misal dan . Karena tetapi , maka .
Jika kita ingin menekankan bahwa himpunan adalah subset dari tetapi , kita menuliskan dan mengatakan bahwa adalah himpunan bagian yang sebenarnya (proper subset) dari .
Contoh 1.1.12 Himpunan dan adalah proper subset dari himpunan .
Contoh 1.1.13 Misalkan dan . Tentukan semua himpunan sedemikian sehingga dan , yaitu adalah proper subset dari dan adalah proper subset dari .
Solusi: Karena maka harus mengandung semua himpunan dari dan setidaknya satu elemen bukan elemen . Dan karena , maka sekurang-kurangnya mengandung satu elemen .
Dengan demikian, atau .
tidak boleh mengandung bilangan 4 dan 5 sekaligus karena adalah proper subset dari .
Himpunan Disjoin (Saling Lepas)
DEFINISI 1.5 Dua himpunan disebut disjoin (saling asing/saling lepas) jika tidak ada elemen yang sama yang dimiliki oleh kedua himpunan tersebut.
Dengan kata lain himpunan dan himpunan disebut disjoin jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong. Gambar 1.3 adalah diagram Venn dari dua himpunan disjoin.
Gambar 1.3. Himpunan A dan B adalah dua himpunan disjoin.
Contoh 1.1.14
Himpunan dan himpunan adalah dua himpunan disjoin.
Himpunan dan himpunan adalah dua himpunan disjoin.
Himpunan dan himpunan bukanlah dua himpunan disjoin karena dan .
Himpunan Kuasa (Power Set)
DEFINISI 1.6 Misal adalah sebuah himpunan. Himpunan kuasa (power set) dari himpunan adalah sebuah himpunan yang elemen-elemennya merupakan semua himpunan bagian dari , termasuk himpunan kosong dan himpunan sendiri. Himpunan kuasa dinotasikan dengan .
Contoh 1.1.15 Misalkan, , maka himpunan kuasa dari adalah
Contoh 1.1.16 Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah dan himpunan kuasa dari himpunan adalah .
Jika adalah himpunan hingga dengan , maka .
Contoh 1.1.17 Misalkan, . Berapa kardinalitas dari himpunan kuasa dari ?
Solusi: Karena , maka .
1.2. Operasi pada Himpunan
Seperti halnya operasi pada bilangan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, himpunan juga mempunyai operasi-operasi yang dapat dilakukan terhadapnya.
Gabungan (Union)
DEFINISI 1.7 Misal dan adalah himpunan. Gabungan (union) dari dan , dinotasikan dengan , adalah sebuah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang merupakan elemen , atau elemen , atau keduanya.
Dalam notasi, gabungan himpunan dan himpunan didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 1.4 adalah gambar diagram Venn gabungan dari himpunan dan . Wilayah adalah wilayah yang diwarnai dengan warna kuning.
Gambar 1.4. A∪B adalah wilayah yang diwarnai.
Contoh 1.2.1 Diketahui himpunan , , maka .
Irisan (Intersection)
DEFINISI 1.8 Misal dan adalah himpunan. Irisan (intersection) dari dan , dinotasikan dengan , adalah sebuah himpunan yang elemen-elemennya adalah semua elemen yang ada di kedua himpunan dan .
Dalam notasi, irisan dari himpunan dan himpunan didefiniskan sebagai berikut:
Gambar 1.5 adalah gambar diagram Venn irisan dari himpunan dan . Wilayah adalah wilayah yang diwarnai dengan warna kuning.
Gambar 1.5. A∩B adalah wilayah yang diwarnai.
Contoh 1.2.2 Diketahui himpunan dan , maka .
Selisih (Difference)
DEFINISI 1.9 Misalkan dan adalah himpunan. Selisih (difference) dari dan , dinotasikan dengan adalah sebuah himpunan yang elemen-elemennya adalah semua elemen yang bukan elemen .
Dalam notasi, selisih himpunan dan himpunan didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 1.6 adalah gambar diagram Venn selisih himpunan dan . Wilayah adalah wilayah yang diwarnai dengan warna kuning.
Gambar 1.6. A-B adalah wilayah yang diwarnai.
Contoh 1.2.3 Diketahui himpunan dan , maka: a. b.
Komplemen (Complement)
DEFINISI 1.10 Misalkan adalah sebuah himpunan yang berada di dalam himpunan semesta . Komplemen dari himpunan , dinotasikan dengan atau dengan , adalah sebuah himpunan yang elemen-elemennya adalah semua elemen yang bukan elemen .
Dengan kata lain, komplemen dari himpunan dalam himpunan semesta adalah himpunan selisih . Dalam notasi, komplemen dari himpunan didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 1.7 adalah gambar diagram Venn komplemen dari himpunan . Wilayah adalah wilayah yang diwarnai dengan warna kuning.
Gambar 1.7. Komplemen A adalah wilayah yang diwarnai.
Contoh 1.2.4 Diketahui himpunan semesta dan himpunan , maka .
Selisih Simetri (Symmetric Difference)
DEFINISI 1.11 Misalkan dan adalah himpunan. Selisih simetri (symmetric difference) atau sering juga disebut beda setangkup dari himpunan dan , dinotasikan dengan adalah sebuah himpunan yang elemen-elemennya terdiri dari elemen himpunan atau elemen himpunan tetapi tidak keduanya.
Dalam notasi, selisih simetri dari himpunan dan himpunan didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 1.8 adalah gambar diagram Venn selisih dari himpunan dan himpunan . Wilayah adalah wilayah yang diwarnai dengan warna kuning.
Gambar 1.8. Selisih simeteri dari A dan B adalah wilayah yang diwarnai.
Contoh 1.2.5 Diketahui himpunan dan , maka .
Perkalian Kartesian (Cartesian Product)
DEFINISI 1.12 Perkalian kartesian dari dua buah himpunan dan , dinotasikan dengan adalah sebuah himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua pasangan berurut dalam bentuk dimana dan .
Dalam notasi, perkalian Kartesian didefinisikan sebagai berikut:
Contoh 1.2.6 Anggap dan , maka:
a. b. c. d.
1.3. Hukum-hukum Operasi Himpunan
Tabel 1.1 berikut menampilkan sejumlah hukum-hukum operasi pada himpunan.
Tabel 1.1. Hukum-hukum Operasi pada Himpunan.
Contoh 1.3.1 Misalkan , , dan adalah himpunan. Tunjukkan
Solusi:
1.4. Prinsip Inklusi-Eksklusi
Prinsip inklusi-eksklusi digunakan untuk menghitung banyaknya elemen dari gabungan himpunan-himpunan. Dengan prinsip inklusi-ekslusi banyaknya elemen dari gabungan dua himpunan dan dapat dihitung menggunakan rumus
Contoh 1.4.1 Berapa banyak bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?
Solusi: = himpunan bilangan bulat habis dibagi 3. = himpunan bilangan bulat habis dibagi 5. = himpunan bilangan bulat habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh Kelipatan Persekutuan Terkecil dari 3 dan 5, yaitu 15).
Maka, , , ,
Sehingga dengan prinsip inklusi-eksklusi,
.
Berarti terdapat 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
Untuk tiga buah himpunan , , dan , banyaknya elemen gabungan dari , , dan adalah
Secara umum, banyaknya elemen gabungan untuk himpunan, dapat dihitung menggunakan rumus
Contoh 1.4.2 Dalam pengujian suatu vaksin dari sebuah populasi 1000 orang
122 orang mengalami efek samping A
88 orang mengalami efek samping B
112 orang mengalami efek samping C
27 orang mengalami efek samping A dan B
29 orang mengalami efek samping A dan C
32 orang mengalami efek samping B dan C
10 orang mengalami ketiga efek samping
Berapa banyak orang yang tidak mengalami efek samping?
Solusi: Misal, = himpunan orang yang mengalami efek samping A. = himpunan orang yang mengalami efek samping B. = himpunan orang yang mengalami efek samping C.
Maka banyaknya orang yang tidak mengalami efek samping dapat dihitung dengan
Diketahui,
, , , , , , ,
Dengan prinsip inklusi-eksklusi,
Sehingga,
Maka terdapat 756 orang yang tidak mengalami efek samping.
Daftar Pustaka
Rinaldi Munir. 2016. Matematika Diskrit. Bandung, Indonesia. Informatika Bandung.
Kenneth H. Rosen. 2012. Discrete Mathematics and Its Applications (Seventh Edition). Amerika Serikat. McGraw-Hill.
Susanna S. Epp. 2018. Discrete Mathematics with Applications (Fifth Edition). Amerika Serikat. Cengage.
D. Suryadi H.S. 1993. Aljabar Logika & Himpunan. Indonesia. Penerbit Gunadarma.