## *Single-case experimental design*
#### Rizqy Amelia Zein
<!-- Put the link to this slide here so people can follow -->
salindia: https://s.id/single-case
YouTube: https://youtu.be/QnF3yd47bps
---

Untuk mengunduh salindia (.pdf), geser ke bawah (*swipe down*) dan klik tanda :printer:.
---
<img src="https://i.imgur.com/F5gc6Uy.jpg" style="width:60%;" class="fancyimage"/>
---
## Referensi
[Krasny-Pacini, A., & Evans, J. (2018). Single-case experimental designs to assess intervention effectiveness in rehabilitation: A practical guide. Annals of physical and rehabilitation medicine, 61(3), 164-179.](https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877065717304542)
---
## Referensi
[Tate, R. L., Perdices, M., Rosenkoetter, U., McDonald, S., Togher, L., Shadish, W., ... & Sampson, M. (2016). The Single-Case Reporting Guideline In BEhavioural Interventions (SCRIBE) 2016: Explanation and elaboration. Archives of Scientific Psychology, 4(1), 10.](https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022440516300073)
---
<img src="https://i.pinimg.com/originals/5c/e0/2f/5ce02f82bcab501120c5f218ee3a454c.jpg" style="width:80%;" class="fancyimage"/>
---
## Statistik dengan sampel kecil?
<div style="text-align: left">
* *Standard error* tak terkendali
* *Statistical power* sangat lemah
* Peluang terjadinya [*false positive* (*type 1 error*)](https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2996198/) semakin besar
* Kesimpulan (inferensi) yang diambil menjadi *misleading*
</div>
---
## Lalu apa yang bisa dilakukan?
Gunakan desain yang sesuai :arrow_right: *single-case experimental design* (SCED)
---
## *Outline*
<div style="text-align: left">
* Definisi SCED
* Karakteristik SECD
* Jenis-jenis SCED
* Pilihan pengukuran berulang (*repeated measures*)
* *Treatment fidelity*
* Langkah-langkah melakukan SCED
* Menakar kemampuan generalisasi
* Replikasi temuan penelitian
</div>
---
## Definisi :heavy_exclamation_mark:
<div style="text-align: left">
Desain eksperimen yang bertujuan untuk menguji efek suatu intervensi menggunakan sampel klien/pasien dengan jumlah kecil (umumnya 1-3 klien), dengan menggunakan pendekatan ==pengukuran berulang== (*repeated measures*), pemberian intervensi secara ==sekuensial== (atau bisa juga dengan ==randomisasi==, kalau peneliti memberikan ==lebih dari 1 intervensi==), serta menggunakan metode analisis data yang spesifik, termasuk ==analisis visual==.
</div>
---
## Karakteristik (1)
<div style="text-align: left">
* Umumnya partisipan diasesmen berulang kali, mulai ketika intervensi tsb belum diberikan (kondisi *baseline*) dan ketika intervensi selesai dilakukan.
* Asesmen berulang ini memungkinkan partisipan untuk merefleksikan perubahan yang terjadi pada diri mereka dengan membandingkannya dengan kondisi *baseline*.
</div>
---
## Karakteristik (2)
SCED minimal dilakukan dalam dua fase, yaitu fase *baseline* (umumnya disimbolkan dengan ==A==) dan fase intervensi (fase ==B==)
---
## Beberapa nama lainnya :name_badge:
<div style="text-align: left">
* *Single-subject experimental design* (SSED)
* *Single-subject research design* (SSRD)
* *N-of-1 trial* (biasanya digunakan di riset kesehatan/farmasi utk pengembangan obat)
* *Small N design*
* *Multiple-case design*
* *Single-case design*
* *Single-system design*
</div>
---
### Kapan menggunakan SCED? (1) :pencil:
<div style="text-align: left">
#### Ketika peneliti/terapis...
* ...ingin mengevaluasi ==efektivitas intervensi== yang diberikan pada seorang klien pada proses perawatan klinis rutinnya, dengan tujuan memberikan pilihan intervensi yang berbasis bukti, bukan sekedar impresi klinis.
* ...melakukan **riset** dalam konteks ==rehabilitasi klinis== dengan satu atau lebih klien.
</div>
---
### Kapan menggunakan SCED? (2) :pencil:
<div style="text-align: left">
#### Ketika peneliti/terapis...
* ...menguji ==teknik intervensi baru==, atau ==aplikasi/modifikasi== dari intervensi yang sudah ada untuk kasus yang umum atau yang spesifik didesain untuk kondisi/jenis klien tertentu.
* ...menguji ==bagian== mana dari suatu ==paket terapi== yang bekerja secara efektif.
</div>
---
### Kapan menggunakan SCED? (3) :pencil:
<div style="text-align: left">
#### Ketika peneliti/terapis...
* ...menangani ==kasus yang sangat jarang== dan/atau ==target intervensi yang tidak biasa==, sehingga sulit mencari partisipan dengan karakteristik yang sama.
* ...tidak mampu meraih sejumlah sampel klien dengan karakteristik yang ==homogen==.
* ...memiliki ==keterbatasan waktu== atau sumberdaya lainnya.
</div>
---
## Kalau pertanyaan penelitian anda termasuk dalam kondisi-kondisi tersebut, maka SCED adalah desain yang paling cocok untuk diterapkan :100:
---
## Jenis-jenis SCED :dart:
<div style="text-align: left">
* *Withdrawal-reversal design* (ABA/ABAB)
* *Multiple-baseline design*
* Bisa *across subjects*, *across settings* atau *across behaviours*
* *Alternating/simultaneous-treatment design*
* *Changing-criterion design*
Keempatnya memungkinkan randomisasi, meskipun randomisasi dalam SCED cenderung tidak umum.
</div>
---
# Perhatian :sound:
**Desain AB** (mengukur kondisi *baseline* lalu mengukur kondisi setelah intervensi, dimana ==intervensi hanya diberikan sekali==) **bukan termasuk SCED** :exclamation:
---

[Krasny-Pacini & Evans (2018)](http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877065717304542)
---
Tantangan berikutnya adalah:
## Bagaimana cara mendesain strategi pengukuran berulang yang baik :question:
---
## Pengukuran berulang (1) 📏
| Eksperimen | SCED |
| :--------: | :--------: |
| Menggunakan instrumen yang tervalidasi properti psikometrik/klinimetriknya, dapat juga dengan menggunakan *interrater reliability* | Peneliti mendesain sendiri strategi pengukuran *outcome variable*nya |
---
## Pengukuran berulang (2) 📏
| Eksperimen | SCED |
| :--------: | :--------: |
| Pengukuran diulang tidak lebih dari 2-3 kali (sebelum, sesudah, dan ketika *follow-up*) | Pengukuran didesain untuk mengukur target perilaku yang sifatnya objektif dan dapat diukur berulang tanpa risiko *major practice effects* |
---
## Pengukuran berulang (3) 📏
<div style="text-align: left">
### Pada SCED
* Boleh menggunakan tes terstandar asalkan dapat digunakan berulang kali tanpa *major test effect* dan tidak butuh waktu lama untuk diadministrasi. Bisa juga berupa **tugas**.
* Wajib melaporkan reliabilitas pengukuran dalam laporan penelitian.
* Biasanya durasi untuk mengadministrasi instrumen pengukuran cenderung pendek karena dilakukan berulang kali.
</div>
---
## Pengukuran berulang (4) 📏
Dalam semua riset intervensi, pengukuran harus ==sensitif terhadap perubahan== sehingga mampu menangkap perubahan kondisi pada partisipan dengan baik (responsivitas baik).
---
<img src="https://i.redd.it/v9a0s4wj7k131.jpg" style="width:60%;" class="fancyimage"/>
---
## Pengukuran lainnya (Kontrol)
<div style="text-align: left">
* Peneliti juga mengukur TB lain di luar TB utama yang akan diteliti, dan ==diasumsikan seharusnya tidak berubah== meskipun intervensi sudah diberikan.
* Kalau pengukuran kontrol menunjukkan ada perubahan juga, bisa jadi indikasi bahwa klien pulih secara spontan (bukan karena intervensi yg diberikan), atau klien hanya *reacting time spent* dengan terapis.
</div>
---
## Pengukuran lainnya (Generalisasi)
<div style="text-align: left">
* Selain berharap intervensi dapat memberikan perubahan pada TB, peneliti juga ingin tahu apakah intervensi juga meningkatkan *life skill* klien secara lebih luas, sekaligus menakar **validitas eksternal** eksperimen.
</div>
---
## Pengukuran lainnya (Generalisasi)
<div style="text-align: left">
* Pengukuran generalisasi mengukur ==efek intervensi pada keberhasilan klien== mengeksekusi ==tugas/aitem== tertentu yang mereka ==belum pelajari sebelumnya==.
* Pengukuran generalisasi harus diulang, meskipun tidak sesering pengukuran TB utama.
</div>
---
## Mendefinisikan *target behaviour* (TB) :dart:
<div style="text-align: left">
* Harus relevan dengan pertanyaan penelitian dan sesuai dengan intervensi yang dilakukan, sekaligus harus diukur dengan akurat.
* Untuk meningkatkan kualitas studi dan meminimalisasi bias, TB harus spesifik, dapat diobservasi, dan direplikasi oleh peneliti lain.
</div>
---
## Mendefinisikan *target behaviour* :dart:
TB biasanya sangat spesifik sehingga terkadang evaluasi psikometrik mengenai TB tersebut mungkin belum diformalisasi, sehingga disarankan peneliti menggunakan evaluasi ==*inter-observer agreement*== untuk mengkonseptualisasi dalam pengukuran dan pelaporan TB.
---
## Contoh *target behaviour*/cara mengukur (2)
<div style="text-align: left">
| Contoh penelitian | *target behaviour* |
| -------- | -------- |
| Penggunaan *google calendar* untuk klien dengan gangguan mengingat yang berat | Jumlah perilaku target yang dipilih sendiri, diingat dan dilakukan klien (pergi ke masjid, ke dokter, dll.) |
</div>
---
## Contoh *target behaviour*/cara mengukur (2)
<div style="text-align: left">
| Contoh penelitian | *target behaviour* |
| -------- | -------- |
| Ketidakmampuan mengenakan baju pada pasien stroke | Menggunakan *rating scale* dari Nottingham Stroke Dressing Assessment |
</div>
---
## Kapan peneliti melakukan pengambilan data? :mag:
<div style="text-align: left">
1. ==Diluar sesi intervensi== (misalnya, klien diminta mengisi *diary* diluar sesi terapi)
2. ==Termasuk dalam sesi intervensi== (misalnya, meminta klien dengan gangguan wicara untuk menyebutkan kata tertentu)
3. Termasuk dalam sesi intervensi, namun hanya pada ==hari tertentu saja==
</div>
---
### Opsi terakhir lebih *preferable* daripada nomor 2 ketika... 🤔
<div style="text-align: left">
* Perubahan perilaku setelah intervensi biasanya ==lambat muncul==
* Intervensi dilakukan secara ==intensif== (mis. setiap hari), sehingga mengukur *outcome* dengan pola yang sama sebaiknya dihindari
* Mengambil data ==butuh waktu lama==, sehingga mengukur *outcome* pada setiap sesi akan menghabiskan waktu yang lebih banyak daripada kegiatan intervensinya
</div>
---
<img src="https://miro.medium.com/max/860/0*z6FuP2prIZe_z525." style="width:80%;" class="fancyimage"/>
---
## Merencanakan desain penelitian :microscope:
Sebelum melakukan studi, peneliti wajib memastikan dulu beberapa aspek penting dari penelitiannya. Termasuk..
---
<div style="text-align: left">
* **Jenis desain** SCED (misalnya *withdrawal/reversal*, dsb.)
* **Jumlah fase** (termasuk *baseline*, intervensi, *maintenance*, atau fase *follow-up*)
* **Urutan fase** (apakah dirandomisasi? apakah peneliti melakukan *counterbalancing*?)
* **Jumlah sesi** di tiap fase
</div>
---
<div style="text-align: left">
* **Jumlah/frekuensi pengambilan data** (*data points*) di setiap sesi per fase (berapa kali TB diukur?)
* **Durasi** per sesi
* **Durasi** per fase
* **Interval waktu** antar sesi (jeda antar sesi)
* Kalau ada beberapa partisipan yang terlibat, apakah semua partisipan memulai fase *baseline* pada waktu yang sama? **(*concurrent/non-concurrent*)**
</div>
---
:rooster: :rooster: :rooster:
Idealnya, ==rekrutmen partisipan== dan ==pengambilan data== harus dilakukan pada ==waktu yang sama==. Kalau peneliti tidak mampu memastikan hal ini pada setidaknya 3 partisipan, maka harus dipastikan di awal studi bahwa hal ini tidak dilakukan (*non-concurrent*)
---
:bangbang:
<div style="text-align: left">
* Makin banyak fase *baseline*, peneliti akan makin mudah mendeteksi adanya perbedaan kondisi klien antara fase intervensi dan *baseline*
* Umumnya, banyak yang menyarankan paling sedikit ada ==tiga fase *baseline*==, namun yang terbaik sedikitnya ==lima fase *baseline*==
* Semakin bervariasi kondisi klien (*high variability*), maka dibutuhkan lebih banyak fase *baseline*
</div>
---
:bangbang:
<div style="text-align: left">
* ==Semakin besar tren kemajuan yang== ditunjukkan klien setelah melalui fase intervensi, maka ==lebih sulit== pula untuk menyimpulkan intervensi memiliki ==efek aditif== (penambahan) pada ==pemulihan spontan==
- Kemungkinan klien pulih secara spontan, bukan semata-mata efek intervensi
</div>
---
:bangbang:
<div style="text-align: left">
* ==Semakin kecil (atau sedang)== tren kemajuan yang ditunjukkan klien, maka peneliti ==perlu menambah fase *baseline*== untuk benar-benar yakin intervensi memang menimbulkan efek
</div>
---
## *Treatment fidelity*
<div style="text-align: left">
Untuk memastikan integritas temuan penelitian laporkan apabila ada:
* *Treatment integrity* :arrow_forward: apakah intervensi dilaksanakan sesuai rencana?
* *Treatment differentiation* :arrow_forward: apabila tidak, fase/sesi yang mana yang dilaksanakan secara berbeda?
</div>
---
## Langkah-langkahnya :feet:
<div style="text-align: left">
* Temukan strategi pengukuran TB yang dapat diulang berkali-kali, tanpa *major test effect*, yang relatif singkat untuk dijalankan dan yang mencerminkan target intervensi.
* Pilih pengukuran lain yang akan digunakan (kontrol, atau generalisasi)
* Memilih desain SCED
* Merencanakan detail pelaksanaan studi, termasuk kemungkinkan menggunakan randomisasi
</div>
---
## Langkah-langkahnya :feet:
<div style="text-align: left">
* Deskripsikan pelaksanaan intervensi secara mendetail dan rencanakan penilaian *treatment fidelity*
* Tinjau kembali protokol studi
* Lakukan studi, awasi apabila ada kejadian tak terduga, catat semua kejadian yang di luar rencana/protokol, lakukan asesmen *treatment fidelity*, lakukan *inter-rater reliability* pada pengukuran TB
</div>
---
:bangbang: :bangbang:
INGAT! Agar dapat digolongkan SCED, peneliti harus setidaknya melakukan tiga kali pengukuran (ABA).
---
## Langkah-langkahnya :feet:
<div style="text-align: left">
* Lakukan *plotting* dan analisis datanya secara visual
* Gunakan teknik statistik yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian (menggunakan *overlap*)
</div>
Alat bantu analisis: [https://manolov.shinyapps.io/Overlap/](https://manolov.shinyapps.io/Overlap/)
---
## Analisis data 👩💻
Setidaknya ada 3 hal yang harus dilaporkan:
<div style="text-align: left">
* Grafik yang menunjukkan hasil pengukuran TB pada setiap sesi -- fase
* *Inter-rater reliability* untuk memastikan bahwa pengukuran variabel *outcome* dapat dipercaya
* Deskripsi tentang *treatment fidelity*
</div>
---
## Analisis visual 👩💻
<div style="text-align: left">
* *Level lines* :arrow_forward: garis yang menunjukkan *summary statistics*, bisa nilai tengah (median) atau rata-rata (mean) skor TB di seluruh fase/sesi
* *Trend lines* :arrow_forward: tendensi perubahan yang menggambarkan tren kondisi klien di setiap fase/sesi
</div>
---
## *Level line*
[Krasny-Pacini & Evans (2018)](http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877065717304542)
<img src="https://i.imgur.com/voRRY3B.png" style="width:60%;" class="fancyimage"/>
---
## *Trend line*
[Krasny-Pacini & Evans (2018)](http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877065717304542)
<img src="https://i.imgur.com/2Zwyvrq.png" style="width:60%;" class="fancyimage"/>
---
## Mengestimasi *overlap*
<div style="text-align: left">
* Untuk mengetahui apakah intervensi benar-benar memberikan perubahan pada TB, peneliti dapat menggunakan indikator *overlap percentage*
* Sederhananya, peneliti menghitung persentase *overlap* antar fase. Apabila persentase *overlap*-nya nol, maka intervensi tidak memberikan perubahan apapun
</div>
---
## Mengestimasi *overlap*
<div style="text-align: left">
Bisa menggunakan teknik yang sederhana seperti *point-exceeding median* (PEM), atau yang lebih kompleks (*non-overlap of all pairs* -- NAP, Tau-U, atau *baseline corrected* Tau-U)
</div>
Alat bantu analisis + tutorial: [https://manolov.shinyapps.io/Overlap/](https://manolov.shinyapps.io/Overlap/)
[Contoh dataset](https://drive.google.com/file/d/1eSvMZyti665TBX9-gIaq0Wi1sjxjkHPg/view?usp=sharing)
---
## Isu mengenai replikasi dan generalisasi
Bisakah temuan penelitian digeneralisasi pada klien lain diluar studi?
Apakah temuan penelitian memungkinkan direplikasi oleh peneliti/terapis lainnya?
---
### Terima kasih! :tada:
Pertanyaan dapat diajukan di:
- [Spreadsheet](https://docs.google.com/spreadsheets/d/1LqcvLnfamGoE3rxKFg9eVtttMbmkPfcF7OxMY1yVGYM/edit?usp=sharing); or
- [Drop-in session (setiap Jumat pukul 11-12)](https://meet.google.com/iis-oxiz-emc); or
- [Email](mailto:amelia.zein@psikologi.unair.ac.id)
{"metaMigratedAt":"2023-06-15T01:13:43.742Z","metaMigratedFrom":"YAML","title":"Single case exp design","breaks":false,"description":"Berikut ini adalah materi MP Kuantitatif untuk Prodi Magister Psikologi Profesi.","contributors":"[{\"id\":\"6291606a-b308-4073-872b-e429d6c41f10\",\"add\":18441,\"del\":4019}]"}